Jakarta -Google Glass telah menjadi fenomena dan menjadi bahan pembicaraan bagi para penggemar teknologi di seluruh dunia. Di dunia otomotif, perangkat ini mulai diintegrasikan pula. Namun bahayanya tetap ada.
Perangkat ini ternyata juga bisa diintegrasikan ke berbagai produk, bahkan Google Glass juga bisa terintegrasi ke mobil mewah seperti Mercedes-Benz.
Namun meski begitu Mercedes mengatakan Google Glass tetap berpotensi menimbulkan bahaya saat mengemudi meski belum ada hukum yang melarang penggunaan Google Glass saat mengemudi.
"Kami jelas tidak ingin orang menggunakan Google Glass ketika mereka mengemudi," ujar Kepala R&D Mercedes-Benz Amerika Utara Johann Jungwirth di Automotive News, Rabu (30/10/2013).
Merek Jerman itu sendiri mengatakan kalau mereka telah mengembangkan sistem navigasi lewat voice-activated di Google Glass untuk menjadikan pola hidup digital di masa depan bakal makin mungkin terwujud.
"Ini adalah contoh dari transisi mulus, Anda tetap terhubung ketika Anda menggunakan mobil Anda, ketika Anda mengemudi, dan ketika Anda meninggalkan mobil Anda," ujarnya.
Gol dari pengembangan yang dilakukan Mercy ini adalah untuk memungkinkan pengemudi mengakses informasi yang sama di mobil mereka dengan yang disimpan pada smartphone, PC dan perangkat digital lainnya.
Integrasi pada mobil Mercy itu nantinya juga akan membuat Google Glass menawarkan beberapa fungsi seperti membimbing pengemudi ke mobilnya saat di parkiran atau mentransfer alamat tujuan dari Google Glass ke sistem navigasi mobil.
Mercedes berjanji akan menawarkan aplikasi Google Glass ketika Google membuat Google Glass tersedia secara komersial. Menurut Jungwirth, Mercedes juga bisa menawarkan banyak aplikasi infotainment di mobil Mercy untuk terhubung dengan Google Glass.
Hal ini tentu sejalan dengan keinginan para konsumen. Sebab menurut sebuah studi, 45 persen pemilik mobil Jerman tertarik menggunakan Google Glass untuk terhubung ke internet dan 47 persen mengatakan mereka ingin akses internet langsung di mobil mereka.
Sumber: detik.com